Menilai Manajemen Perusahaan bisa dikatakann sedikit rumit karena bersifat kualitatif sehingga pendapat antara satu analis dengan analis lain sangat mungkin berbeda. Disini penulis mencoba ini terinpirasi dari motode penilaian manajemen di buku Warren Buffet Way karya G Hamstrong. Tidak peduli sebagus apapun bisnis yang dijalankan, bila manajemennya tidak kompeten, perusahaan akan sulit untuk berkembang. Secara garis besar manajemen perusahaan dapat dinilai menjadi 3 indikator utama.
Manajemen Rasional,
Rasional disini mengacu pada keputusan manajemen dalam menggunakan modal usaha atau aset allocation. Permasalahan ini biasa ditemui pada perusahaan yang matang, dimana perusahaan menghasilkan cash lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk menjalankan usahannya. Kondisi seperti ini memberi 2 pilihan pada manajemen. 1 menggunakan dana berlebih untuk modal usaha dan pilihan 2 membaginya kepada pemegang saham. Pilihan pertama rasional apa bila perusahaan bisa menghasilkan return di atas rata-rata. Tetapi apabila perusahaan tidak mampu mengolah cash berlebih untuk menghasilkan return diatas rata-rata maka langkah rasional lain adalah dengan membagikannya kepada pemegang saham melalui deviden ataupun buyback. Masih segar diingatan kita belum lama ini MERK membagikan deviden Rp 2565 per lembar saham, yang menarik adalah ketika itu harga sahamnya berada diharga 4000an per lembar. Hal ini dilakukan setelah perusahaan memiliki cash yang melimpah dari hasil penjual salah satu lini bisnisnya. Bisa dikatakan MERK memiliki manajemen yang rasional berdasarkan kriteri yang dijabarkan diatas.
Keterusterangaan Manajemen
Dalam laporan tahunan perusahaan setidaknya ada 3 poin yang dapat dengan mudah ditemukan
- Berapa nilai perusahaan
- Bagaimana kemampuan perusahaan membayar hutang
- Sebaik apa manajemen telah menilai manajemennya
- Kesalahan atau Kesulitan Apa yang dialami manajemen
Ketika anda kesulitan menemukan 4 poin diatas, maka sudah sebaiknya berhati-hati dan lebih teliti dalam membaca, khususnya terkait laporan keuangan entitas anak yang dilaporkan tidak secara terpisah. Untuk poin yang kedua ini, penulis menggunakan laporan tahunanan 2018 ASGR sebagai contoh. Penulis dapat menemukan keempat poin diatas dengan mudah dalam laporan tahunannya.
Laporan Tahunan ASGR |
Manajemen yang Independen
Independen disini lebih mengacu pada keberanian mengambil keputusan dan tindakan. Meskipun berbeda dengan manajemen-manajemen diperusahaan sejenis. Beberapa manajemen merasa tidak nyaman ketika melihat perusahaan sejenis mampu tumbuh dengan cepat sedangkan perusahaan yang dipimpinnya tidak melakukan hal yang sma, meskipun dia mengetahui bahwa peningkatan kinerja yang dilakukan dengan cara yang tidak sehat. Hal ini menimbulkan kecenderungan manajemen satu akan meniru manajemen lain pada umumnya, sehingga dalam jangka panjang dapat menimbukan kehancuran. Fenomena inilah yang disebut Warren Buffet sebagai Imperatif institusional.
Bila kesulitan memahami penjelasan diatas, tidak perlu khawatir. Menganalisis manajemen perusahaan memang perlu latihan dan pengalaman. Tetap semangat, cepat atau lambat kemampuan anda akan meningkat.
Dengan studi kasus spt ini (maaf kalo saya salah istilah) maka ilmiah manajemen semakin tampak realistis. Terima kaih
ReplyDeleteterima kasih banyak kak gema, semoga bermanfaat
Delete