Ada banyak cara untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan. Dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Tidak heran bila nilai intrinsik satu saham yang sama bisa berbeda-beda di mata setiap analis. Hal ini tidak terlepas dari bergamnya metode yang digunakan. Ada yang berdasarkan analisis kualitatif hingga kuantif, atau bahkan gabungan dari keduanya.
Untuk pembahasan kali ini, penulis akan berbagi sedikit pemahaman penulis tentang cara menghitung nilai instrinsik yang paling sederhana. Bahkan kita bisa mengetahui nilai intrinsik saham kurang dari 1 menit. Rasio yang digunakan adalah Price Book Value Per Share (PBVS).
Dalam prakteknya penulis membagi metode ini menjadi 2 pendekatan
1. Defensif
2. Agresif
DEFENSIF
Membeli Saham perusahaan Berkualitas ketika harganya diskon 20% atau rasio PBVS ada di angka 0.8x. Itu artinya kita membeli perusahaan senilai 1juta di harga hanya 800ribu. Memang tidak ada jaminan bahwa harga sahamnya akan akan naik 20% atau pada PBVS di angka 1x, tapi setidaknya kita sudah meminimalisir membeli saham diharga yang terlalu mahal
AGRESIF
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan ini memiliki resiko menengah. Bila sebelumnya kita bisa dikatakan mendapat keuntungan bahkan ketika baru membeli sahamnya. Dengan ketentuan yang agresif ini kita membutuhkan waktu yang lebih panjang.
Dengan ketentuan sebagai berikut.
Saham Dengan ROE 10 nilai Intrinsiknya pada PBV 1x
Saham Dengan ROE 15% nilai intrinsiknya pada PBV 1.5x
Saham Dengan ROE 20% nilai intrinsiknya pada PBV 2x
Saham Dengan ROE 25% nilai intrinsiknya pada PBV 2,5x
Saham dengan ROE 30% nilai intrinsiknya pada PBV 3x
Pada Tahun ke 5
Saham Dengan ROE 10 yang konsiten equitynya akan meningkat 61%
Saham Dengan ROE 15 yang konsiten equitynya akan meningkat 34%
Saham Dengan ROE 20 yang konsiten equitynya akan meningkat 24%
Saham Dengan ROE 25 yang konsiten equitynya akan meningkat 22%
Saham Dengan ROE 30 yang konsiten equitynya akan meningkat 23%
Pada data diatas terlihat bahwa yang memberikan return tertinggi dalam jangka waktu 5 tahun adalah perusahaan yang konsiten memberi ROE10%, disusul ROE15%, ROE 20%, ROE 30% kemudian ROE 25%. Jadi dalam waktu 5 tahun kedepan, yang paling menguntungkan adalah perusahaan dengan ROE 10 dan dibeli ketika PBVnya 1x
Pada Tahun ke 10
Saham Dengan ROE 10 yang konsiten equitynya akan meningkat 159%
Saham Dengan ROE 15 yang konsiten equitynya akan meningkat 169%
Saham Dengan ROE 20 yang konsiten equitynya akan meningkat 209%
Saham Dengan ROE 25 yang konsiten equitynya akan meningkat 272%
Saham Dengan ROE 30 yang konsiten equitynya akan meningkat 359%
Berbeda dengan hasil sebelumnya, pada tahun ke 10, return yang dihasilkan benar-benar berbeda. Terlihat yang memberikan hasil terbaik adalah perusahaan dengan ROE 30% yang dibeli ketika PBVnya 3x.
Dari kedua data diatas, Ketika penulis membeli saham dengan timeframe dibawah 5 tahun, penulis menggunakan metode defensif untuk menghitung nilai intrinsik. Bila berencana memegang saham selama 5 tahun atau lebih, maka perusahaan yang dihold adalah perusahaan dengan ROE konsisten minimal 10%. Bila jangka waktu investasi diatas 10tahun, maka tidak masalah membeli saham pada PBV 3x karena bila mampu mempertahankan kinerjanya hingga 10 tahun, return yang dihasilkan cukup menjanjikan.
Perlu menjadi catatan, Bahwa data diatas merupakan penghitungan berdasarkan equity sehingga tidak akan selalu sejalan dengan pergerakan harga saham pada jangka waktu yang sama. Tidak ada jaminan harga perusahaan akan mengikuti equitynya, tetapi setidaknya kita sudah memiliki gambaran kapan saham perusahaan dikatakan murah dan mahal. Semoga sharing sederhana yang penulis bagikan dapat membantu
Post a Comment for "Cara Paling Sederhana Menghitung Nilai Intrinsik"