Berinvestasi itu ibarat membangun sebuah rumah. Harus ada pondasi dan pilar yang kokoh agar rumah yang kita bangun menjadi kuat. Nah dalam investasi, yang menjadi pondasi dan pilarnya adalah dana darut dan asuransi.
DANA DARURAT, pos keuangan yang digunakan untuk mengantisipasi kejadian kejadian yang tidak terduga dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya di PHK dari pekerjaan, Laptop rusak, HP hilang, bencana alam dan kejadian tidak terduga lainnya.
Mengapa dana darurat ini penting? Karena tentu kita tidak ingin ketika kejadian diatas terjadi, kita harus menjual sebagian atau keseluruhan dari portofolio saham. Menjual saham disaat-saat seperti ini tentu saja kurang menguntungkan seorang investor. Menurut QM Financial besaran dana darurat ini disesuaikan dengan kondisi masing masing individu. Untuk Individu single, dana darurat sama dengan 4x pengeluran tiap bulannya. Untuk yang sudah menikah, maka dana daruratnya 6x pengeluaran tiap bulan. Menikah anak 1, menjadi 9x pengeluaran tiap bulan dan 12x bagi yang menikah dengan 2 anak atau lebih, pensiunan, wiraswasta dan freelance.
Misalnya kita asumsikan yang pengeluaran setiap bulannya adalah 2 juta. Bila single maka dana darurat yang sebaiknyadisiapkan adalah 8 juta. untuk yang sudah menikah 12 juta. keluarga kecil dengan 1 anak 18 juta dan 24 juta untuk keluarga dengan anak 2 atau lebih, pensiunan, wiraswasta dan freelance.
Bila menurut anda 24 juta terlalu besar, dana darurat bisa dicicil setiap bulannya. Setelah jumlah dana darurat terpenuhi, barulah mulai untuk menyiapkan pos keuanganya untuk investasi.
ASURANSI, pos keuangan yang satu ini biasanya diabaikan oleh investor. Padahal tidak ada satupun investor / di dunia ini yang benar-benar kebal terhadap penyakit. Meski saat ini masih merasa sehat, kita sebaiknya tetap memiliki asuransi kesehatan. Minimal anda telah bergabung dengan BPJS. tentunya akan lebih maksimal bila dikombinasikan dengan asuransi swasta. Asuransi kesehatan penting bagi setiap investor guna melindungi diri dan keluarga dari resiko keuangan yang mungkin timbul dari biaya medis yang tinggi. Ketika tidak ada pos dananya, maka bukan tidak mungkin anda akan mengorbankan Portofolio Saham yang dimiliki. Sekali lagi, menjual saham disaat-saat seperti ini sungguh tidak menguntungkan investor.
Dengan terpenuhinya kedua pos keuangan diatas, teman-teman bisa fokus berinvestasi dengan tenang. Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis, yang Portofolio investasi tidak berkembang dengan maksimal karena dananya sering di tarik untuk kebutuhan kebutuhan tertentu. Penulis baru mulai mencicil dana darurat awal tahun 2018 dan untuk asuransi sudah dari tahun 2016. Kedepannya penulis akan tetap meningkatkan jumlah dana darurat dan menambah asuransi swasta agar semakin tenang dalam berinvestasi.
Post a Comment for "2 Hal Yang Harus Dimiliki Sebelum Investasi"